KORNAS : Akibat Galaunya Demokrat dan Nasdem “Tepatnya AHY Terlebih Dahulu Maju di Pilkada Jawa Timur”

- Penulis

Selasa, 17 Januari 2023 - 16:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MEDAN POSTKEADILAN  Beberapa waktu yang lalu, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyebut koalisi perubahan akan bubar jika ada yang memaksakan diri menjadi Cawapres Anies Rasyid Baswedan ( ARB ). Pernyataan tersebut kemudian direspon oleh Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) dengan memastikan dirinya tidak mau memaksa dan dipaksa untuk menjadi Cawapres ARB.

Rencana koalisi tiga partai ini semakin tak tentu arah, karena sejak awal motivasinya hanya untuk berbeda dengan koalisi partai yang ada di pemerintahan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ). Semula ketiga partai ini hendak memanfaatkan momentum hari Pahlawan, 10 November 2022 untuk mengadakan deklarasi. Kemudian berubah menjadi awal tahun 2023, namun hingga saat ini api perubahan yang digelorakan justru terancam padam.

Senada dengan Partai Demokrat ( PD ), Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) juga menyodorkan nama untuk menjadi Cawapres, yakni Ahmad Heriawan ( Aher ). Gubernur Jawa Barat (2008- 2018 ) ini diyakini tepat mendampingi ARB karena cukup dikenal dan diyakini mampu meraup suara di Jawa Barat. Pengalaman Aher sebagai gubernur Jawa Barat dua periode dianggap merupakan nilai lebih dibandingkan AHY.

Baca Juga :  Medan akan Terus Berbenah (Kolaborasi)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dinamika tersebut dipastikan akan makin alot karena PD dan PKS mengharapkan efek elektoral dari kadernya yang menjadi Cawapres ARB. PD berharap kebangkitan bagi partainya setelah tidak masuk pemerintahan selama sepuluh tahun. Sementara PKS sedang menghadapi pertarungan hidup dan mati di basis yang sama dengan Partai Gelora. Maka PKS sangat menginginkan kadernya menjadi Cawapres bagi ARB, demi menambah semangat menghadapi Pemilu 2024.

Sementara itu, Partai Nasdem mengharapkan PD dan PKS legowo, dan menyerahkan mandat penuh kepada Capres ARB untuk menentukan Cawapres. Partai Nasdem beralasan bahwa ARB bukan kadernya, sehingga PKS dan PD pun tidak harus memaksakan kadernya untuk mendampingi Capres ARB. Partai Nasdem bermanuver dengan memunculkan sejumlah nama, yakni Andika Perkasa ( Mantan Panglima TNI ), Khofifah Indar Parawansa ( Gubernur Jawa Timur ), Yenny Wahid, ( Tokoh Perempuan NU ), Taj Yasin Maimoen ( Wakil Gubernur Jawa Tengah ).

Baca Juga :  Penanganan Kasus Korupsi Di Kejagung Meningkat, NCW Beri Apresiasi

Manuver Partai Nasdem tersebut sebagai strategi agar Partai Nasdem yang mendapat efek electoral dari pasangan Capres ARB. Kemudian Partai Nasdem juga ingin menjadi leader koalisi perubahan untuk menghadapi Partai Demkorasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) yang dianggap menjadi leader koalisi lawannya. Partai Nasdem sedang memainkan akrobat politik, deklarasi Capres antitesa Jokowi, tetapi tidak ingin kehilangan kursi di kabinet Indonesia Maju.

Kornas: “Lebih Baik AHY Maju di Pilkada Jawa Timur”

Ketidakjelasan arah dari koalisi perubahan, Kornas memberi saran dan masukan kepada Ketum PD, AHY agar mempersiapkan diri maju di Pilgub Jawa Timur 2024. Gagasan ini mengacu kepada role model kepemimpinan nasional yang dirintis Presiden Jokowi. Sejak Jokowi ( Gubernur DKI Jakarta saat itu ) bertarung menghadapi Prabowo Subianto ( PS: Ketum Partai Gerindra ), maka jalan paling mudah menjadi Capres dan Cawapres adalah Gubernur atau Wakil Gubernur.

Sejumlah nama yang potensial maju di Pilpres 2024 adalah Ganjar Pranowo ( GP ), ARB, Ridwan Kamil ( RK ), Sandiaga Salahudin Uno ( SSO ), Aher, Khofifah Indar Parawansa ( KIP ) . Semuanya adalah Gubernur dan Wakil Gubernur yang diyakini memiliki basis konstituen. Sementara itu, AHY hanya memiliki pengalaman kalah bertarung di Pilgub DKI Jakarta 2017. Maka AHY lebih tepat untuk tidak memaksakan diri untuk menjadi Cawapres 2024. Jika mengacu pada proses mengikuti Pemilu, justru Edhie Baskoro Yudhoyono ( Ibas ) lebih berpengalaman dan memiliki basis konstituen yang jelas.

Baca Juga :  Desa Hegarmukti Lolos Mewakili Bekasi Ikut Ajang Penganugerahan Desa Wisata Indonesia 2021

Sebagai organisasi rakyat ( OR ) pendukung Ganjar Pranowo, Kornas menyampaikan ide tersebut kepada AHY sebagai figur pemimpin muda yang masih memiliki banyak waktu untuk belajar memimpin. “ Tidak ada presiden dan wakil presiden di Indonesia yang lahir dari proses kepemimpinan yang instan”. Maka sangat tidak mungkin bagi AHY untuk menjadi Cawapres 2024. Atau meskipun tetap memaksakan diri maju sebagai Cawapres mendampingi ARB, pasangan ini dipastikan akan kalah.

Sutrisno Pangaribuan
Presidium Kongres Rakyat Nasional ( Kornas )

Berita Terkait

NCW Minta Sat Reskrim Polrestro Bekasi Kota Ungkap Kasus Pencurian di Rumah Makan Yang Sudah Berjalan Sebulan
Kejaksaan Agung Membangun Komunikasi Publik, Masyarakat Harus Tahu Kerja dan Kinerja Kejaksaan
Pengerjaan Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Dinilai Asal Jadi, Kepala Disperkimtan Diminta Turun Tangan
Kasus Rempang, NCW: Rakyat Rindu Sosok Jokowi Yang Peduli Dengan Jeritan Rakyat
Kepala SMAN 10 Kota Bekasi: Pengadaan Unit Mobil Sekolah Adalah Inisiatif Komite, Hal Sumbangan Tidak Dipaksakan
Tentang Sumbangan Dari Orang Tua Murid, Ini Penjelasan Kepala SMAN 4 Kota Bekasi
Panen diboikot Puskopad. Kini dipanen Orang Tak diKenal (OTK)
Ini Penjelasan Dirjen GTK Tentang PPPK Honorer
Berita ini 67 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 30 September 2023 - 17:08 WIB

NCW Minta Sat Reskrim Polrestro Bekasi Kota Ungkap Kasus Pencurian di Rumah Makan Yang Sudah Berjalan Sebulan

Sabtu, 30 September 2023 - 12:43 WIB

Kejaksaan Agung Membangun Komunikasi Publik, Masyarakat Harus Tahu Kerja dan Kinerja Kejaksaan

Sabtu, 30 September 2023 - 11:24 WIB

Pengerjaan Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan Dinilai Asal Jadi, Kepala Disperkimtan Diminta Turun Tangan

Kamis, 28 September 2023 - 11:29 WIB

Kasus Rempang, NCW: Rakyat Rindu Sosok Jokowi Yang Peduli Dengan Jeritan Rakyat

Selasa, 26 September 2023 - 15:38 WIB

Kepala SMAN 10 Kota Bekasi: Pengadaan Unit Mobil Sekolah Adalah Inisiatif Komite, Hal Sumbangan Tidak Dipaksakan

Sabtu, 23 September 2023 - 16:39 WIB

Panen diboikot Puskopad. Kini dipanen Orang Tak diKenal (OTK)

Jumat, 22 September 2023 - 16:54 WIB

Ini Penjelasan Dirjen GTK Tentang PPPK Honorer

Jumat, 22 September 2023 - 13:10 WIB

Caleg Demokrat NURAINI Blusukan dan Silahturahmi Ke Posko PP Ranting Margahayu

Berita Terbaru

error: Peringatan: Pemilihan konten dinonaktifkan!!